Peluang usaha dapat dimulai dari hobby, ide yang secara
mendadak terlintas, baca Koran ,dan atau apa saja yang berfungsi sebagai pemicu
dari munculnya suatu pemikiran untuk melakukan kegiatan usaha.
Pak Parjo sedang berjalan di salah satu Super maket di
Jakarta. Saat itu Pak Parjo baru saja menyatakan keluar dari perusahaan tempat
dia bekerja. Pikiran Pak Parjo kacau dan hatinya galau. Pak Parjo berjalan di
dalam Supermarket. Setelah 20 menit
berjalan, melihat makanan dan kebutuhan sehari-hari yang terpajang di
Supermarket, dengan tujuan menghilangkan kegalauan hatinya . Secara tidak
sengaja matanya tertuju pada satu konter, yaitu konter Ikan, dan terlintas ide
jual ikan menjadi peluang usaha.
Saat matanya tertuju pada konter ikan, dan terlintas satu ide untuk berjualan ikan. Muncul
dialog didalam pikiran Pak Parjo , jualan ikan tentu menguntungkan, karena
tidak mungkin tidak untung, kalau masih ada yang mau berjualan ikan. Jualan ikan
membutuhkan modal kecil, murah, dan mudah, dan secara kebetulan Pak Parjo semasa bekerja, pada saat
senggang sering mancing ikan yang menjadi hobby nya.
Dengan ketetapan hati, dan langkah yang pasti Pak Parjo
mendekati konter ikan. Kebetulan saat itu bukan jam padat pengunjung, sehingga
penjaga konter sedikit santai. Dan Pak Parjo pun menyapa penjaga konter.
Diawali dengan bertanya tentang ikan, dan lainnya agar suasana akrab dan santai. dari hasil pembicaraan . Pak Parjo
mendapatkan informas, tentang tata cara menjadi pemasok ikan di Super Market tersebut. Dan terakhir Pak Parjo meminta kesediaan
penjaga konter untuk meng copy daftar harga ikan, dengan janji besok pagi diambil ( karena
fotocopy hanya dapat dilakukan setelah pulang kerja), dengan memberikan uang
pengganti ongkos fotocopy.
Keesokan paginya, Pak
Parjo kembali ke Super Market tersebut, untuk mengambil fotocopy daftar harga.
Setelah mendapatkannya. Pak Parjo kembali ke rumah untuk mempelajari daftar
harga ikan tersebut. Pak Parjo tidak
tahu berapa harga beli ikan di Muara Baru ( pusat penjualan ikan di Jakarta).
Tapi Pak Parjo berkeyakinan bahwa selisih harga beli dengan harga jual ke Super
maket di atas 30 persen, dan keuntungan bersih dari jual ikan diatas 20 persen.
Berdasarkan daftar harga yang didapat, Pak Parjo membuat
surat penawaran kepada kepala bagian penjualan Super market ybs, dengan di
lampirkan daftar harga ikan. Daftar harga ikan dibuat berdasarkan daftar harga
ikan dari penjaga konter, dikurangi Rp
1.000,- sampai Rp 3.000,- perkilonya.
Selesai membuat surat penawaran, Pak Parjo Langsung ke
kantor Super Market, dan bertemu dengan kepala pembelian yang mengurusi
pembelian Ikan. Setelah bicara dan bernegosiasi, Pak Parjo diberi kesempatan untuk memasok ikan
ke Super Market, dan order pesananpun diterbitkan.
Sore harinya, jam 19.00 Pak Parjo langsung menuju ke Muara baru,
dengan membawa ember, dan daftar pesanan untuk membeli ikan. Ternyata setelah
mengadakan tawar menawar dengan penjual ikan di Muarabaru, Pak Parjo bisa membeli ikan dengan selisih
harga sebesar 50- 60 persen dibawah
harga jual.
Sepulang dari Muara Baru Pak Parjo membeseskan ikan yang
dibeli, memasukan kedalam kantong plastik, menyusunnya sesuai dengan daftar pesanan . semua itu dikerjakan sendiri sampai selesai
jam 12 malam.
Keesokan paginya jam 6.00 pagi, Pak Parjo berangkat ke Super
market mengirim pesanan. Setelah mengirim, Pak Parjo mendapat pesanan lagi untuk
pengiriman esok. Dan kegiatan itu
berjalan berulang – ulang. Pengiriman pagi, dilanjutkan dengan kegiatan
administrasi dan pulang ke rumah jam 11.00 pagi. dan sore jam 19.00 berangkat menuju Muarabaru membeli ikan.
Setelah 1 bulan kegiatan dijalani sendiri dan berjalan lancar,
Pak Parjo mengambil 1 satu orang pegawai untuk membantu kegiatannya. Dan Pak
Parjo membuat rencana sederhana, pengembangan usaha lebih lanjut. Setelah berjalan 1 tahun Pak Parjo telah dapat melayani kebutuhan 10 konter ikan
Super market di Jakarta, dengan omset penjualan 300 – 500 juta sebulan.